BREAKING NEWS :
Loading...
SELAMAT DATANG DI BLOG PENA GURUKU

Sepenggal Cerita Menuju DRB

 SELEKSI DRB 2021

Tanpa terasa, babak akhir telah di depan mata, tidak ada babak extra time atau babak lanjutan adu pinalti, akan tetapi semua harus tuntas dalam satu rangkaian kegiatan. 

Adzan Isya baru saja berlalu, tetiba suara notifikasi grup Whatshapp riuh, yah malam itu pengumuman dan penetapan 5 (lima) besar kandidat Duta Rumah Belajar, rekan - rekan Sahabat Rumah Belajar (SRB) saling melempar pujian dan tebakan siapa yang terpilih. Akan tetapi tentu saja pengumuman itu tidak diumumkan via Whatshapp, melainkan sms broadcast dari Pusdatin/Pustekom kepada peserta terpilih, sehingga malam itu hanya peserta yang lolos dan terpilih 5 besar yang mengetahui. Saya yang pada saat itu juga menebak - nebak kira - kira teman yang lolos adalah si A, si B, atau lainnya, ternyata menjadi salah satu yang mendapat sms dari Pustekom/Pusdatin.

Meski menjadi DRB adalah sebuah bonus dari pencapaian kami dalam mengikuti seluruh tahapan PembaTIK,akan tetapi tentu kesyukuran bisa menjadi bagian dari 5 (lima) besar itu. Setelah terpilih menjadi salah satu di dalam pengumuman penetapan 5 (lima) besar calon Duta Rumah Belajar tahun 2021 Provinsi Sulawesi Barat, maka kita akan dihadapkan pada 2 (dua) tahap, yaitu menyusun dan melengkapi dokumen berupa: Curriculum Vitae (CV), Rencana Aksi selama satu tahun jika terpilih menjadi DRB, Critical Incident, dan Essai (Jika Saya DRB). Ke-empat dokumen itu harus diselesaikan sebelum tahap wawancara.

Selanjutnya tahap wawancara, pada tahap ini ada dua kegiatan yaitu : 1) Unjuk Kerja seputar inovasi pemanfaatan Portal Rumah Belajar; 2) Wawancara tentang kepribadian dan rencana - rencana ke depan sebagai DRB. Pada tahapan unjuk kerja kita diperhadapkan pada satu orang panelis yang akan menilai kinerja kita. Sementara pada tahapan wawancara ada tiga orang panelis yang secara bergantian akan memberikan pertanyaan dan menggali informasi terkait kepribadian dan rencana kerja kita.

Keseluruh tahapan tersebut dilaksanakan secara virtual dengan durasi kurang lebih 60 menit. Tentu besar harapan kami untuk menjadi salah satu yang ditetapkan sebagai Duta Rumah Belajar (DRB), meskipun kami menyadari bahwa itu hanyalah sebuah bonus dari apa yang kami laksanakan selama tahapan ini, yang lebih dari sekedar DRB adalah ilmu yang kami dapatkan dan mampu kami desiminasikan/bagikan kepada kahalayak banyak untuk kemajuan pendidikan.

Pada akhirnya seluruh rangkaian tahapan telah selesai, siapapun nantinya yang terpilih dan diberi amanah menjadi DRB itulah pilihan yang terbaik.

#salamrumahbelajar

Posting Komentar untuk "Sepenggal Cerita Menuju DRB"